Wisata Sejarah Benteng Kuto Besak – Kuto Besak berada pada bagian tenggara dari Sungai Musi. Wujud benteng ialah segi panjang. Ukuran ialah 288,75 mtr. × 183,75 mtr.. Selekoh dibuat di setiap pojok benteng. Selekoh berwujud trapesium dibuat di pojok utara, timur dan selatan. Dan di pojok barat, selekoh berwujud sisi lima. Pintu gerbang Benteng Kuto Besak ada tiga. Pintu dibuat pada bagian timur laut, barat laut dan tenggara. Sela incar dibuat pada dinding benteng. Sela ini makin menjadi kecil ke dalam. Pelabuhan dibuat pada bagian depan benteng. Pelabuhan ini dipakai untuk jalan sultan ke arah Sungai Musi. Pada bagian ujung pelabuhan ada sebuah gerbang beratap limasan. Alun-alun dibikin pada bagian depan benteng. Meriam-meriam ditempatkan secara sejajar pada gerbang khusus. Pada bagian kanan gerbang ada dua bangunan berwujud segi panjang. Ke-2 banguan dibuat dari kayu dengan atap sirap tanpa dinding. Salah satunya bangunan sebagai tempat duduk sultan. Berikut ini adalah informasi selengkapnya dari alltempatwisata .
Sejarah Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak sebagai benteng yang dibuat oleh pribumi dan bukan oleh penjajahan Belanda.Bukti riwayat ini membuat Benteng Kuto Besak berlainan dengan 2 benteng populer di Jawa, yakni Vredeburg di Yogyakarta dan Vastenburg di Surakarta. Benteng Kuto Besak ini terdaftar sebagai salah satu benteng yang dibuat oleh golongan pribumi. Awalannya Benteng Kuto Besak dibuat oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah Kesultanan Palembang Darussalam pada 1724-1758. Tetapi pembangunan benteng ini belum usai saat Sultan Mahmud Badaruddin I mangkat. Selanjutnya, pembangunan benteng diteruskan oleh Sultan Mahmud Bahaudin yang memerintah Kesultanan Palembang pada masa 1776-1803.
Pada periode pemerintah Sultan Mahmud Bahaudin berikut pembangunan benteng usai, dan diikuti dengan perpindahan pusat kerajaan dari Kuto Lamo ke Kuto Besak. Dengan begitu, Benteng Kuto Besak yang dibuat dalam kurun waktu 17 tahun jadi keraton ke-4 Kesultanan Palembang, sesudah Kuto Gawang, Beringin Janggut, dan Kuto Lamo. Semenjak dipakai, benteng ini jadi pusat pemerintah sekalian rumah penguasa Kesultanan Palembang. Tetapi saat Belanda masuk ke Palembang, benteng ini sukses diambil dan digunakan sebagai basis dan mengatakan sebagai Nieuwe Keraton atau Keraton Baru.
Dibuat gunakan batu kapur sampai putih telur Info menarik yang lain dari Benteng Kuto Besak yaitu dibuat memakai bahan batu dan batu kapur dan bubuk tumbukan kulit kerang. Kabarnya, sebagai bahan penguat tambahan dipakai putih telur dan rebusan tulang dan kulit sapi dan kerbau. Benteng berwujud persegi empat dengan panjang ukuran 290 mtr., lebar 180 mtr., dan tinggi 6,60 meter-7,20 mtr..
Daya Tarik
Sekitaran Benteng Kuto Besak (BKB) sebagai tempat wisata sekalian taman terbuka untuk masyarakat Kota Pempek. Pada bagian depan pas di tepian Sungai Musi ada pekarangan Benteng Kuto Besak sebagai tempat terbuka untuk nikmati panorama Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Selanjutnya pekarangan Benteng Kuto Besak kerap jadi tempat upacara atau aktivitas pemerintah sampai kongser musik. Selainnya pekarangan, disekitaran BKB ada beberapa bangunan monumental sebagai tempat rekreasi, dimulai dari Jembatan Ampera, Museum SMB II, Mushola Agung dan Sekanak yang dahulu rumah bangsawan Kesultanan Palembang dan pusat perdagangan di periode penjajahan Belanda.